Rabu, 29 Mei 2013

kohort

KOHORT
I.  Pengertian
Kohort berasal dari kata cohort yang artinya suatu proses pengamatan prospektif, survey prospektif terhadap suatu subjek maupun objek. Sedangkan pada pemantauan pelayanan kebidanan register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.
II. Tujuan Kohort
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.
 III. Jenis Kohort
a. Register kohort ibu
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatar ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.
Cara mengisi kohort ibu
1)      Diisi nomer urut
2)      Diisi nomer indeks dari famili folder
3)      Diisi nama ibu hamil
4)      Diisi nama suami ibu hamil
5)      Diisi alamat ibu hamil
6)      , 7), 8) Diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka missal umur ibu 23 tahun maka dituliskan pada kolo 7
9), 10), 11), Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dengan angka misalnya 20 minggu diidikan pada kolom 10
12), 13), 14), Diisi jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh ibu yang bersangkutan misalnya ibu hamil ke 4 maka diisi pada kolom 13
15)  Diisi tanda (v) bila jarak kehamilan < 2tahun.
16)  Diisi tanda (v) bila jarak kehamilan > 2tahun.
17) Diisikan tanggal ditemukan ibu dengan berat badan <45 kg pada Trimester 3
18)  Diisikan tanda (v) bila tinggi badan ibu <145 cm
19)  Diisikan tanggal ditemukan ibu hamil dengan HB <8gr%
20)  Diisikan tanggal ibu hamil dengan tensi >160/95 mmHg
21) Diisikan tanggal ditemukan ibu hamil dengan risiko oleh NK=Non Kesehatan, K= Kesehatan
23) - 45) Diisi dengan kode berikut
0 = untuk K1
# = untuk K4
* = untuk persalinan
+ = untuk kematian ibu
F1, F2, F3 = untuk pemberian tablet Fe
I = untuk pemberian iodium
A = untuk pemberian vitamin A
T1, T2, TU = untuk pemberian tetanus toxoid
46) Diisi tanda (v) sesuai penolong persalinan
TK = Tenaga Kesehatan
DT = Dukun Terlatih
47) LM = Lahir Mati
48) LH = Lahir Hidup bila BB< 2500 gram
49) LH = Lahir Hidup bila BB> 2500 gram
50) Diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa nifas (diharapkan 2 kali kunjungan).
51) Diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa pasca nifas sampai 2 tahun( diharapkan minimal 4 kali kunjungan selama 1 tahun).
52) Diisi hal lain yang dianggap penting untuk ibu hamil yang bersangkutan, missal ditulis kode I untuk pemberian iodium pada ibu nifas di daerah endemis.
53) Keterangan lainnya
b.      Register kohort bayi
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal.
Cara pengisian kohort bayi
1).Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nomor urut ibu pada register kohort ibu.
2). Disi nomor indeks dari Family Folder
3). sd 7) jelas
8). Diisi angka berat bayi lahir dalam gram
9) - 10) diisi tanggal pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan
11) Diisi A-E1 apabila sampai umur 1 bulan bayi hanya diberi ASI saja (ASI Ekslusif pada bulan pertama).
A-E2 apabila sampai umur 2 bulan bayi hanya diberi ASI saja
A-E3 apabila sampai umur 3 bulan bayi hanya diberi ASI saja
A-E4 apabila sampai umur 4 bulan bayi hanya diberi ASI saja
A-E5 apabila sampai umur 5 bulan bayi hanya diberi ASI saja
A-E6 apabila sampai umur 6 bulan bayi hanya diberi ASI saja
12). sd 23) Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N = naik, T = turun, R = Bawah garis titik¬ – titik (BGT), BGM = Bawah garis merah
24). sd 25) Diisi vitamin A 6 bulan – Vitamin A 12 bulan
26) - 41) Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi
42) Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal.
43)- 46) Diisi penyebab kematian bayi tersebut
47). Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.
c.    Register kohort balita
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun
Cara pengisian kohort balita
1). Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuiaikan dengan nomor
      urut ibu pada register kohort ibu
2). Disi nomor indeks dari Family Folder
3). sd 7) jelas
8    : diisi dengan tanda rumput ( √ ) jika memiliki Buku KIA dan tanda (-)  jika
         tidak memiliki Buku KIA
9-68 : Diisi tanggal diperiksa
Diisi  N  jika berat badan naik  sesuai garis pertumbuhan
Diisi  T  jika tidak naik berat badannya, tetap atau kenaikan  berat badannya tidak dapat mengikuti  garis pertumbuhannya.
Diisi  O  jika tidak ditimbang pada bulan lalu
Diisi  B  jika baru pertama kali ditimbang
Diidi    jika berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) nya dibawah minus 2 standar deviasi (-2SD)
Diisi  Ds  jika dilakukan KPSP dan hasilnya sesuai
Diisi  Dm  jika dilakukan  KPSP dan hasilnya meragukan
Diisi  Dp  jika dilakukan  KPSP dan hasilnya penyimpangan
Diisi  A  bila diberi Vit.A pada bulan Februari
Diisi  A  bila diberi Vit.A pada bulan Agustus
Diisi  M  bila balita sakit di MTBS
Diisi  R  bila dirujuk
69  : Diisi   tanggal dan penyebab kematian (Pneumonia, Diare, DBD, Tetanus, Difteri, dll)
70  : Diisi   keterangan baru atau pindah domisili

Selasa, 21 Mei 2013

kb iud

A.  Konsep Dasar IUD (Intra Uterine Devices)
1.    Pengertian
·      IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik yang dililiti tembaga atau Cu.
(Abdul Bari Saifudin, 2003 : hal MK 73-74)
·      IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone.
2.    Macam-macam IUD
Menurut Hanafi, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi hal 205-206, macam- macam IUD sebagai berikut :
·      Un medicated IUD
1.    IUD generasi pertama
2.    Bersifat dari bahan pocyethylen (plastik) yang mengandung dan terbuat dari bahan yang tidak bisa diserap
3.    Terbuat dari bahan polyethylen (plastik) yang mengandung barium sulfat.
4.    Macamnya ada 4 macam IUD lippes loop
a.    Lippes loop A :
     Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satu titik pada panggul IUD dekat benang ekor
b.    Lippes loop B :
     Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm 2 benang hitam bertitik 4
c.    Lippes loop C :
     Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang kuning bertitik 3.
d.   Lippes loop D :
     Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang putih bertitik 2.
·      Medicated Devices:
1.    Bio-active devices
2.    Second Generation Devices
a.    Mengandung Logam
·      AKDR-Cu Generasi pertama (First Generation Copper Devices )
o  Cu- T- 200 : Jarum –T
o  Cu-7: Gravivard
o  ML-Cu-250
·      AKDR- Cu generasi kedua (Second Generation Copper Devices)
o  CUT-380 A : Parogara
o  CUT- 380 Ag
o  CUT- 220 C
o  Nova-T: Novagard: mengandung Ag
o  Delta-T: Modified CUT-220 C: penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi postpartum
o  ML CU-375
b.    Mengandung hormon: progesteron atau levonogestrel
·      Progesterst  : A12a-T dengan daya kerja 1 tahun
·      LNG-20      : mengandung levonogestrel
3.    Mekanisme Kerja IUD
menurut Mochtar, 2008 dalam buku Sinopsis Obstetri : hal 109-111, mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan :
1.      Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2.      Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat implantasi.
3.      Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh sel-sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak dapat bernidasi.
4.      Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron) yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak sperma.
5.      IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma ke kavum uteri.
6.      Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
4.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas IUD
Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi hal 200-212,
Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas  (continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal di utera tanpa :
1.    Ekspulsi spontan
2.    Terjadinya kehamilan 
3.    Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.
·      Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada IUD nya :
Jenis, ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis bergntung pada luasnya permukaan bahan bioaktif yang dikandung dan lama pemakaian.
·      Akseptor :
Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi senggama, personal hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui :
1.      makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi danpengangkatan atau pengeluaran IUD.
2.      makin muda usia terutama pada multigravida, maka tinggi angka ekspulsi dan pengangkutan atau pengeluaran IUD.
Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.
5.    Keuntungan dan Kerugian IUD
Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2006: MK-75 - MK-76:
·      Keuntungannya :
1.        Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 %
2.        IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
3.        Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu diganti).
4.        Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5.        Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6.        Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
7.        Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)
8.        Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
9.        Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
10.    Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
·      Kerugiannya :
1.        Resiko penyakit radang panggul meningkat.
2.        Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama pada berbagai pemakai IUD.
3.        Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.
4.        Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu hubungan sseksual pada sebagian pemakai.
5.        Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.
6.    Indikasi pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
Pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang :
1.      Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
2.      Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.
3.      Ukuran rahim tidak  kurang dari 15 cm.
4.      Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.
5.      Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
6.      Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap penyakit jantung, hipertensi, hati).
7.      Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
8.      Tidak ada kontra indikasi.
7.    Kontra Indikasi Pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :
1.      Diketahui dan curiga hamil.
2.      Infeksi panggul (pelvis)
3.      Pendarahan vagina yang tidak diketahui.
4.      Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.
5.      Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
6.      Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.
7.      Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.
8.    Waktu Pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, waktu pemasangan IUD yaitu :
1.    Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak melebar dan kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit kurang dan perdarahan idak begitu banyak
2.    Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah sakit.
·      Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu dipulangkan.
·      Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari 3 bulan pasca persalinan atau keguguran.
3.    Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah sakit.
4.    Masalah Interval
Yaitu antara dua haid  bila dipasang setelah masa ovulasi, harus dipastikan wanita tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain mencegah (kondom, sistem kalender, dan sebagainya).
5.    Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih  dahulu dikeluarkan darah-darah beku dari kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.
9.    Hal-Hal Yang Harus Diketahui Oleh Akseptor KB IUD
Menurut BKKBN tahun 2008 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi hal 23-24:
·      Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi dan setiap selesai haid.
Caranya :
a.    Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi jongkok
b.    Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama sampai menjangkau rahim.
c.    Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan jangan ditarik.
·      Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh melakukan hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.
·      Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau lama, rasa sakit atau kram.
·      Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.
a.    Terlambat haid, perdarahan abnormal.
b.    Nyeri abdomen, disparenmia.
c.    Vaginal discargo abnormal.
d.   Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah panjang, ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.
·      Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual) beritahu dokter bahwa metode KB yang dipakai IUD.
·      Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil embali setelah IUD dilepas dan gunakan kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan ektopik.
·      IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya dan bagian perut tidak boleh dipijat.
·      Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan oleh benang yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol.
·      Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat meskipun daya kerjanya belum habis.
B.  KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Akseptor KB...
Data Subyektif
Biodata
-       Nama ibu dan suami
-       Agama ibu dan suami
-       Umur ibu dan suami
-       Pendidikan ibu dan suami
-       Pekerjaan ibu dan suami
-       alamat
Alasan ingin menjadi aseptor
-       ingin menunda, mengatur, mengakhiri kehamilan
-       karena biaya hidup yang makin lama makin tinggi
-       karena alasan kesehatan ibu
-       karena repot mengurusi banyak anak
-       karena pengalaman keluarga, tetangga, teman bahwa keluarga kecil lebih enak
-       karena motivasi dari petugas kesehatan
Riwayat kesehatan reproduksi
-       tanggal haid terakhir, lama haid, nyeri yang hebat waktu haid, pola perdarahan haid (banyak/ sedkit waktu haid)
-       paritas, riwayat persalinan terakhir (terjadi infeksi, demam panas tinggi)
-       adakah riwayat kehamilan ektopik
-       anemia yang berat (Hb kurang 9gr%)
-       berganti- ganti pasangan merupakan resiko infeksi sistem genitalia (ISG), penyakit hubungan seksual (PHS) misalnya GO, sifilis, AIDS
-       infeksi panggul (tekan nyeri pada daerah suprapubik)
-       kanker serviks (sebelumnya sering terjadi keputihan yang berbau, sering terjadi erosi pada porsio dan gejalanya setelah hubungan seksual terjadi perdarahan)
Riwayat Kesehatan (termasuk penyakit yang diidap dahulu dan sekarang) khusus untuk KB Hormonal
-       masalah kardiovaskuler
-       hipertensi
-       diabetes
-       lever
-       mual dan muntah
-       adanya varises dan nyeri tungkai (kemungkinan tromboplebitis)
-       pusing hebat
-       kanker serviks
data yang berhubungan dengan kebidanan
-       jumlah anak laki- laki yang hidup
-       jumlah anak perempuan yang hidup
-       jumlah anak yang lahir hidup kemudian meninggal
-       jumlah anak yang diinginkan kembali
-       umur anak yang terkecil
-       riwayat KB (KB yang pernah diikuti, lamanya, drop out karena apa, rencana KB sekarang apa)
Data Obyektif
Pemeriksaan umum
-       mengukur tekanan darah
-       mengukur denyut nadi
-       menimbang berat badan
Inspeksi
Untuk hormonal : adanya rambut rontok, flek hitam pada kulit muka, kekuningan pada sklera, pembesaran pada kelenjar thyroid, bendungan vena jugularis, edema, dan varises.
Untuk nonhormonal : adanya keputihan yang berbau, vulvitis, pembesaran kelenjar skene, kelenjar bartholinitis, tanda sifilis, tanda GO
Palpasi
Adakah benolan pada payudara, pembesaran hepar, nyeri tekan pada perut bagian bawah kanan, nyeri tekan pada suprapubik, nyeri tekan pada perut bagian bawah kiri
Pemeriksaan Inspekulo
Adakah erosi porsio, pholip, kanker serviks, kehamilan, lendir kuning kehijauan, sekret abnormal berbau
Pemeriksaan dalam
Adakah kehamilan, infeksi panggul, kedudukan rahim antefleksi atau retrofleksi, mioma uteri, cistoma ovari, adnexsitis kanan
Pemeriksaan Penunjang
Hb, reduksi, albumin (bila perlu)
ASSESMENT
Diagnose :
-       P : APIAH AB...
-       Jumlah anak yang hidup
-       Umur anak yang terkecil
-       Jumlah anak yang diinginkan kembali
-       Haid terakhir
-       Pada pemeriksaan tidak ada kelainan
Diagnose potensial : yang mungkin terjadi
Masalah :
-       Ketidaktahuan/ defisit pengetahuan
-       Ketidakmauan/ ketidakpatuhan
-       Gangguan psikologis seperti kekhawatiran, ketakutan
-       Gangguan seksual
-       Perubahan fisik karena pengaruh hormonal misalnya kegemukan
-       Efek samping yang terjadi
Kebutuhan segera : mandiri, kolaborasi, rujukan yang menyangkut jiwa ibu
PLANNING
tindakan yang dikerjakan, evaluasi, dan rencana tindakan yag belum dikerjakan
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2008. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN
Hartanto, Hanafi. 2003. KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP
Marjati. 2011. Makalah Manajemen Asuhan Kebidanan. Malang.